Iklan Banner KPU Provinsi Bengkulu

Adat Buat Lemang di Pernikahan

Adat Buat Lemang di Pernikahan

RKa ONLINE, KAUR UTARA – Jurai Tue Desa Bandu Agung Kecamatan Kaur Utara, Muhamad Taris mengakui budaya melemang saat pernikahan sudah hampir punah. Padahal budaya melemang ini bukan hanya sekadar masak. Namun, ada nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Muhamad Taris menerangkan beberapa adat melemang di pernikahan. Mulai dari netak aghi malam (jemput bunting) 15 batang, 10 batang lemang palaian raje, lemang balutan 7 (yang penting ganjil), lemang kampik 10 batang untuk apit pengandang 10 laman dusun laman. Lebih lanjut ia menjelaskan, lemang untuk gadis ngantat 5 batang, kerbai ngantat 10 batang ditambah bujang betuntut tergantung jumlah yang hadir (setiap yang hadir bujang betuntut mendapatkan satu batang lemang). Sedangkan pengetue rombongan mendapatkan 10 batang lemang. "Mungkin zaman sudah berubah, aturan dahulu sudah tidak dipergunakan lagi. Dipakai saat ini di Padang Guci adalah 25 batang. Dengan rincian 10 palaian dan 15 batang ke rumah pokok aguk," ujarnya dengan muka agak sedih. Sementara untuk perkulean, menurut Muhamad Taris, ada tiga macam. Yakni Kule Alit, Kule Menengah dan Kule Agung. Kule alit dan menengah rombongan ibu (kerbai) hanya satu orang. Sedangkan gadis ngantar kule alit dua orang dan kule menengah empat gadis. Sementara Kule Agung, kerbai 2 orang dan gadis ngantar 6 orang," jelasnya. “Zaman bisa saja berubah, tetapi alangkah baiknya adat yang sudah ada dari nenek moyang tetap dipertahankan,” katanya, penuh harap.(pin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: